Ketahanan Pangan di Bali Memperihatinkan, Sejauh Mana Bali Siap Menghadapi Krisis Pangan Global?

2cf1f8d39e0698fbf0c2be15e9fa8cfb_XL

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) menyatakan, harga pangan dunia mencapai level tertinggi sepanjang masa pada Maret 2022. Hal ini disebabkan invasi Rusia ke Ukraina, yang memberi dampak besar pada pasar biji-bijian pokok dan minyak nabati.  Gangguan arus ekspor akibat invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu dan sanksi internasional terhadap Rusia telah memicu kekhawatiran akan krisis kelaparan global, terutama di Timur Tengah dan Afrika. Pasalnya, efek lanjutan mulai terasa.

 

Hal tersebut berpengaruh sampai di Indonesia dan di Bali. Dengan semakin menyusutnya lahan pertanian dan produktivitas petani yang rendah membuat ketahanan pangan di Bali mengkhawatirkan. Ditambah lagi dengan adanya pandemi COVID-19 dan Invasi Rusia terhadap Ukraina menambah permasalahan sehingga rantai pasok pangan dunia mengalami gangguan hebat. 

 

Tertulis dalam sebuah artikel BaliPost, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Prof. I Wayan Windia menjelaskan bahwa masing-masing negara saat ini sedang berusaha mengamankan stok pangannya. FAO khawatir tentang keadaan pangan dunia, karena harganya cenderung mengalami peningkatan. Hal ini berimplikasi terhadap negara-negara di dunia, beberapa negara penghasil komoditi pangan berusaha menyetop menawarkan komoditasnya ke pasar dunia. Mereka mengambil sikap aman karena ingin terlebih dahulu memenuhi kebutuhan dalam negeri mereka terlebih dahulu. Karena dalam kondisi perang, pangan adalah komoditas primer yang sangat diperhatikan. Mengingat bahwa jika tidak ada pangan di dalam suatu negara dan harganya yang cenderung tinggi maka pemerintahan bisa runtuh. 

 

Sebagai negara agraris dan sebagai daerah yang terkenal akan keindahan dan luasnya hamparan sawah. Nasib ketahanan pangan di Bali saat ini perlu dipertanyakan. Sejauh mana Bali siap menghadapi krisis pangan ini, dan sejauh mana Bali mampu memenuhi kebutuhan pangan di Bali pada khususnya. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam Misi Gubernur Bali yakni mewujudkan kemandirian pangan, meningkatkan nilai tambah dan daya saing pertanian, dan meningkatkan kesejahteraan petani. Bali dalam hal ini seharusnya melakukan upaya menjaga ketahanan pangan secara mandiri dan berkesinambungan. Mengingat selama ini kita selalu menggantungkan pasokan dari impor ataupun pasokan dari daerah lain. Kondisi ketahanan pangan Bali kini sangat mengkhawatirkan karena luas lahan pertanian yang dibiarkan terus menyusut dan perhatian terhadap sektor pertanian dari pemerintah belum terlihat secara nyata. 

 

Ketersediaan beras di Bali memang sudah mulai mengkhawatirkan.  Hal ini disebabkan oleh adanya alih fungsi lahan, dan produktivitas yang masih rendah. Mencengah alih fungsi lahan dan penggunaan teknologi pertanian harus segera dilakukan. Jika pertanian di Bali masih mempertahankan teknik pertanian seperti yang dilakukan saat ini, maka produktivitas tidak akan meningkat dan mengcukupi. 

 

How to participate

You can participate in this movement by pressing the button below

Share this post with your friends

>
id_IDID